Pernah kah kalian mendengar istilah 'Fall Out Of Love' ?
Istilah yang ramai digunakan oleh orang orang yang hubungannya berakhir karena sudah tidak ada lagi kupu kupu di antaranya.
Bahasa kasarnya sih berhenti cinta, sudah tidak cinta. Ada banyak pasangan diluar sana yang mengalami hal ini.
Banyak cara untuk mengatasinya, tapi kebanyakan berakhir di jalan masing masing karena untuk apa dilanjutkan jika cinta saja sudah tidak ada?
Mungkin jika di gambarkan bagaimana hubunganku dengan Theo sekarang adalah.. Fall out of love. Oh tentu bukan hanya aku.
Theo pun sama.
Aku tau setiap mata kami berdua bertemu, tubuh kami bersentuhan, tidak ada lagi cinta didalamnya. Karena sejujurnya makin lama aku bersamanya, tidak ada lagi rasa yang menggebu gebu itu. Rasa yang seharusnya dirasakan oleh kedua sejoli jatuh cinta.
Theo pun sudah tidak pernah memainkan gitar seraya menyanyikan lagu romantis kepadaku, sudah jelas ia kehilangan perasannya kepadaku. Aku rasa itu cukup adil karena aku merasakan hal yang sama.
“Mau ke pantai hari ini?”
Theo tiba tiba muncul didepan pintu apartemen ku pagi pagi sekali, setelah seminggu kami tidak berbicara. Aku menyetujui ajakannya, tentu saja aku ingin mengakhiri hubungan kami di tempat yang selalu kami kunjungi ketika masih sama sama cinta.
Dan disini lah kami berakhir, berdiri ditepi pantai sore itu (kami mengubah destinasi waktu untuk ke pantai). Ketika matahari sudah mulai tenggelam, bergantian dengan bulan yang tidak mau kalah. Ia juga ingin menunjukkan sinarnya walau tak seterang matahari.
“So what is going on? Kamu tiba tiba ajak aku kesini?” Tanyaku kepada Theo. Theo menoleh lalu tersenyum tipis.
“Kita udah lewatin musim demi musim bersama ya? Kupikir sekarang cinta kita terasa dingin banget.”
Aku tau. Aku tau kemana arahnya pembicaraan ini. “Tapi aku masih belum mau nyerah waktu itu, Shel.”
…… Hening
“Waktu aku bangun dan sadar bahwa aku udah ga cinta lagi sama kamu, aku denial. Fase yang menyebalkan. Aku pikir ini adalah hal wajar melihat bertahun tahun kita jalani ini bersama. Kupikir aku bisa temukan alasan aku harus jatuh cinta lagi sama kamu—”
Nafas Theo tercengal. Aku paham, pasti sangat sulit baginya untuk memberanikan diri. Terbuka tentang perasaannya.
“But i can not find the reasons at all, Shella. Dan nerima fakta bahwa sekarang kamu pun melihat aku dengan tatapan dingin.. it hurts.”
Aku terus mendengarkan semua ucapan Theo, didukung dengan suasana hening pantai sore itu. Entah kenapa aku merasa sedih, padahal ini adalah hal yang sudah ku tebak selama diperjalanan tadi.
“We used to be crazy in love, kan?”
Aku menenggelamkan wajahku ke dada Theo. Dan sekarang aku menangis.
‘Stop trying to keep us alive, you can’t force the stars to align when they’re already died.’ — Astronomy, Conan Gray.
Di penghujung sore, Theo pamit dengan mencium hangat pipiku yang saat itu sudah banjir oleh air mata.
Berakhir lah sudah kita.